Jemaah

Saturday 10 November 2012

Don't Hesitate To Say The Prayers (Doa)


Don't give up..

The reason I wrote this article is not to bring down someone but the intention is to share…That what knowledge is all about, isn’t it. Sometimes we fell regret after a certain period our prayers didn’t come through and always at the back of our mind we believed that Allah didn’t accept it. Guys…We should be careful with the way and adab we make prayers or doa.

All prayers are certainly answered  and there are some prayers mentioned in the hadiths that will be accepted.

“And when My servants question thee concerning Me, then surely I am nigh. I answer the prayer of the suppliant when he crieth unto Me. So let them hear My call and let them trust in Me, in order that they may be led aright.” (Surah Al Baqara, 186)

All prayers are acceptable before Allah. They are accepted in three ways:

1. Either it is accepted exactly in the way we pray or Allah gives the better one than what we ask for. We can’t know and be sure whether our wishes are good and beneficial for us or not. We just think and hope that they are good for us and ask. But Allah knows what we don’t know. Sometimes something we desire has seriously harmful and negative consequences for us which we are incapable of predicting. However we are not capable to see all possible outcomes in the future. But Allah sees what we can’t see. So, thanks to His everlasting mercy, He doesn’t accept our prayer in the exact way we asked. Because that’s the way that may bring us sadness and harm.

2. Or there is another way which is more convenient for us which He will give.
The other way which Allah accepts our prayers is their acceptation in the hereafter. In other words, one who makes dua gets the results and awards of his pray in the hereafter. It means that, if our prayers aren’t accepted in the same way we asked for, we shouldn’t say that: “My prayer is not accepted.” We should say ”My prayer will be accepted in a better way.” And till it is answered, we should go on our dua.

For instance; a child goes to the doctor and wants him to give a medicine although he has no idea whether that medicine will be any good for him or not. However, the doctor knows what’s wrong with the child. So if the medicine which the child asked for is good for him, the doctor gives.

3. Or if there is a better medicine for him than the one he asked for, the doctor gives it. And if the medicine is harmful for the child’s health, the doctor will never give him. Likewise, we pray and ask Allah many things we wish. But Allah knows what will be good or bad for us. So His answer to our prayers changes upon our prayer’s situation for us. Allah may not give the thing we wish in this world, but may give in the hereafter. The best is asking for the most beneficial one for us all the time.
Allah listen to you...
The main purpose of the prayers should be performing the duty of worship, should not be worldly benefits. Supplication (dua, prayer) is a kind of worship and also a duty of a Muslim. The purpose of the worship can’t be worldly benefits. But if Allah gives worldly benefits as well, it’s from His endless bounties and mercy. Besides, purposing the worldly pleasures while praying damages the purity of the prayer, that’s why, hinders the acceptance of the prayer. We should take into account that worldly wishes, hardships, sorrows and worries are just the “reasons” of the prayer; not the “exact purposes”. They are the “messengers” notifying the time of the prayer. They remind us that Allah wants us to make prayers in that period.

To take one example; in the hadiths, a special prayer called  "rain prayer" is mentioned. When there was lack of rain and drought, Our Beloved Prophet Muhammad S.A.W made “rain prayer” and advised us to do in similar situations. So in such conditions, Muslims gather in an open field and make dua all together. The intention of this prayer should be as following:

“Ya Allah! We understood that by this drought, You remind us that it is time to pray and we should make dua. And we supplicate you to perform our duty in point of being your servant. Our intention is not Your giving rain to us. As a servant, our duty is praying. You are the One who will give us rain when the “time of prayer”. 
 

Friday 9 November 2012

Tahukah Apa Itu Syirik



Ya Allah Lindungilah Kami
Syirik merupakan lawan kepada tauhid. Kalau tauhid membawa maksud menunggalkan Allah dalam hal ibadah, maka syirik mengandung makna menyekutukan Allah dalam hal ibadah. Di saat tauhid mempunyai banyak keutamaan maka sebaliknya syirik pun sangat berbahaya dan mempunyai banyak mudharat. Di antaranya adalah:

1. Dosa Syirik Tidak Akan Diampuni Oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik (ketika pelakunya meninggal dunia dan belum bertaubat darinya), dan Dia mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” 
(An Nisa’: 48 & 116)

2. Kesyirikan adalah satu kezaliman Yang Besar. Ianya ditegas Allah menerusi firman Nya:

“Sesungguhnya kesyirikan adalah kedhaliman yang besar.” (Luqman: 13)

3. Orang Yang Meninggal Dunia Dalam Keadaan Musyrik Akan Masuk Neraka Dan Kekal Di Dalamnya. Allah berfirman (artinya):

“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah maka sungguh Allah mengharamkan baginya surga, dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang dhalim.” 
(Al Maidah: 72)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam juga bersabda:

“Barangsiapa meninggal dunia dan dia berdo’a kepada selain Allah niscaya dia masuk neraka.” (HR. Al Bukhari)

4. Kesyirikan Penyebab Terpecah Belahnya Umat dan ianya dijelaskan menerusi firman Allah yang berikut:

“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Ar Ruum: 31-32)

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari kesyirikan, dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang bertauhid, dan para penghuni jannah (surga)-Nya. Amin…

Apakah Tujuan Kita Dilahirkan???



Berapa ramaikah antara kita umat manusia yang benar-benar memahami akan hakikat kelahiran atau kewujudan kita di muka bumi ini. Sebagian mereka beranggapan bahwa hidup ini hanyalah proses alamiah untuk menuju kematian.  Sehingga hidup ini tak ubahnya hanyalah makan, minum, tidur, beraktifitas dan mati, lalu selesai! Tanpa adanya pertanggungjawaban amal di akhirat kelak. Naauzubillah himinzalik….

Allah, Pencipta semesta alam mengingkari anggapan batil ini dengan firman-Nya menerusi Surat Al jatsiyah ayat 24 sebagai bermaksud:

“Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, (sebagian) kami ada yang mati dan sebagian lagi ada yang hidup (lahir). Dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali masa.” Mereka sekali-kali tidak mengerti tentang hal itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”

 
Luangkanlah sedikit masa untuk menikmat Surah Ar Rahman

Para pembaca, sesungguhnya keberadaan kita di muka bumi ini tidaklah sia-sia belaka. Allah berfirman (artinya): “Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia belaka?” (Al Mu’minun: 115). Bahkan dengan tegas Allah menyatakan (artinya): “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku, Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat” (Adz Dzariyat: 56-58)
Tentunya, ibadah di sini hanyalah berhak diberikan kepada Allah semata, karena Dia-lah satu-satunya Pencipta kita dan seluruh alam semesta ini. Allah berfirman (artinya): “Hai manusia beribadahlah kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan Dia yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan sebab itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 21-22)

Demikianlah hikmah dan tujuan penciptaan kita di muka bumi ini.

Thursday 8 November 2012

AWAS Jerat I.F.C Dalam Cubaan Memurtadkan Umat Islam

IFC is a mother of all threats
Dalam beberapa siri keluaran lepas kita ada membincangkan isu MURTAD dan implikasinya. hasil pencarian saya menerusi bantuan Pak Cik Google, terdapat satu fakta yang menakutkan saya selaku insan yang lemah lagi kerdil ini. Ianga berkaitan penubuhan IFC yang jelas mempunyai agenda tersendiri yang apa yang saya yakin ianya adalah salah satu gerakan untuk memurtadkan Islam di Malaysia.

Majlis Peguam terutamanya Jawatankuasa Kecil Hak Asasi Manusia amat kuat menyokong penubuhan IFC dan amat berharap ia akan berjaya. Pada 17 Mac 2003, satu bengkel untuk menimbang keperluan wujudnya IRC diadakan. Bengkel ini gagal apabila kesemua NGO Islam menarik diri daripada terlibat dengan penubuhan suruhanjaya ini iaitu ABIM, ACCIN, JUST dan Sisters In Islam (SIS) termasuk Dr. Chandra Muzaffar yang menjadi antara orang awal yang mencadangkan dialog antara kepercayaan. Bagaimanapun Sisters In Islam (SIS) kemudian menyertai semula dan menyokong penubuhan suruhanjaya ini. Pada pertengahan tahun 2004, satu persidangan mengenai penubuhan IFC diadakan. Bagi menunjukkan wujudnya sokongan, penganjur seminar telah melantik kesemua ahli Jawatankuasa Kecil Syariah Majlis Peguam sebagai ahli jawatankuasa penganjur tanpa pengetahuan mereka.

Mengemukakan deraf ketiga undang-undang penubuhan IFC bertarikh Januari 2005 kepada persidangan cadangan penubuhan IFC. Persidangan ini di anjurkan oleh suatu badan yayasan Kristian yang beribupejabat di Negara Jerman, iaitu Konrad Adeneuer Foundation (KAF).
Matlamat IFC ialah untuk meminda beberapa ajaran asas Islam yang akan merosakkan akidah orang Islam dan berpihak kepada kepentingan orang-orang bukan Islam. Antara tuntutan orang-orang bukan Islam yang dibuat melalui IFC ialah;

a) Seseorang anak yang dilahirkan oleh ibubapa Islam tidak seharusnya secara terus menjadi orang Islam.

b) Orang-orang bukan Islam yang telah memeluk agama Islam hendaklah diberikan kebebasan untuk kembali kepada agama asal mereka (murtad) dan tidak boleh dikenakan tindakan undang-undang.

c) Sebarang kes pertukaran agama orang Islam kepada bukan Islam tidak sepatutnya dikendalikan oleh mahkamah syariah tetapi dikendalikan oleh mahkamah sivil.

d) Tidak perlu dicatatkan di dalam kad pengenalan sesorang Muslim bahawa ia beragama Islam.

e) Orang bukan Islam tidak perlu dikehendaki menganut Islam sekiranya ingin berkahwin dengan orang Islam. Orang Islam hendaklah dibenarkan keluar daripada Islam (murtad) sekiranya ingin berkahwin dengan orang bukan Islam tanpa boleh dikenakan apa-apa tindakan undang-undang.

f) Seseorang atau pasangan suami isteri yang menukar agamanya dengan memeluk Islam tidak patut diberikan hak jagaan anak.

g) Orang-orang yang bukan Islam yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seorang yang memeluk Islam hendaklah diberikan hak menuntut harta pusakanya selepas kematiannya. viii. Kerajaan hendaklah menyediakan dana yang mencukupi untuk membina dan menyelenggara rumah-rumah ibadat orang bukan Islam sebagaimana kerajaan menyediakan dana yang serupa untuk masjid.

h) Orang-orang bukan Islam hendaklah dibenarkan dan tidak boleh dihalang daripada menggunakan perkataan-perkataan suci Islam dalam percakapan dan sebagainya.

i) Bible dalam Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia sepatutnya dibenarkan untuk diedarkan kepada umum secara terbuka.

j) Pelajaran agama bukan Islam untuk penganut agama itu hendaklah diajar di semua sekolah.

k) Program-program berunsur Islam dalam bahasa ibunda sesuatu kaum hendaklah ditiadakan. Program dakwah agama lain selain Islam pula hendaklah dibenarkan untuk disiarkan dalam bahasa ibunda masing-masing.

l) Orang-orang Islam yang membayar zakat tidak sepatutnya dikecualikan daripada membayar cukai pendapatan dan wang hasil zakat sepatutnya digunakan juga untuk keperluan orang-orang bukan Islam.

m) Sepatutnya Islam tidak disebut sebagai pilihan pertama masyarakat Malaysia seperti dalam soal pakaian menutup aurat kepada pelajar sekolah.

ANAKKAH YANG SALAH ATAU SEBALIKNYA


Anak umpama permata yang perlu digarap sinarnya… Seumpama kain putih yang terserah pada kita dalam mencorakkannya… Umpama air jernih yang perlu dipelihara dari keruhnya… Logiknya kitalah selaku ibu dan bapa yang merupakan insan pertama mereka kenali selepas lahirnya mereka ke dunia… Akan tetapi, kadang-kadang kita merasakan mahukan yang terbaik buat anak-anak tidak kena pada caranya sehingga merosakkan anak itu sendiri. Kita seringkali melepaskan tanggungjawab kita kepada orang lain seperti Guru, Penjaga, Pembantu Rumah, Atuk Nenek, Abang, Kakakdan lain-lain disebabkan alasan yang tersendiri...

Biarlah begini...setidaknya mereka mendekatkan diri
Sabda Nabi Muhammad SAW " Didiklah anakmu dengan 3 perkara-cintakan Nabi SAW, kasih kepada ahli keluarganya dan membaca al-Qur'an". Nabi juga berpesan " Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah(Islam), maka kedua orang tuanya yang meYahudikannya, atau meNasranikannya atau meMajusikannya".

Samada kita sedar mahupun tidak, di saat kita mengimpikan anak-anak yang hafiz Qur'an, lengkap ilmu agama, berfikiran kreatif dan kritis, tidak dapat dinafikan, banyak dugaan yang perlu dihadapi. Di zaman serba canggih ini, anak-anak sering dilalaikan dengan model kartun seperti Doremon, Ben 10, Wonderpets, Ultraman, Upin-Ipin, BoboBoy dan pelbagai lagi...cuba kita renungkan...apa yang pasti ianya disajikan menerusi media pada waktu-waktu dimana masuknya sembahyang fardhu ASAR dan MAGHRIB...
Inilah hakikat yang berlaku dan menjadi kebanggaan ibu-bapa...


Akurkah kita bahawa kita banyak bertanyakan anak-anak kita perihal  ABC dan One Two Three terlebih dahulu sebelum Alif Ba Ta????